Selasa, 11 Mei 2010

Emotional Regulation

Melihat anak menangis meraung-raung atau bergulingan di lantai saat meminta sesuatu, pasti akan membuat orangtuanya kesal atau bahkan menimbulkan emosi. Apalagi, jika tingkah anak ini dilakukan di tempat ramai seperti mal, restoran atau toko mainan anak-anak. Lantas, apa sebenarnya yang menjadi pendorong munculnya emosi yang meledak pada anak- anak? Apakah memang setiap anak akan melakukan hal tersebut saat ingin mengutarakan keinginannya pada orangtuanya? Qta lihaat yuuuukkk.... :)

Emosi yang muncul bisa disebabkan oleh banyak faktor. Baik faktor genetik maupun faktor pola asuh orangtua serta pengaruh lingkungan. Untuk faktor genetik, biasanya karena anak yang bersangkutan memang memiliki kepribadian yang bisa menjadi pemicu emosi yang meledak-ledak saat marah. Sementara dilihat dari sistem pola asuh orangtua, munculnya ledakan emosi tersebut biasanya karena anak yang bersangkutan kurang kasih sayang serta perhatian. Dan tumpahan emosi yang ditunjukkan saat menginginkan sesuatu inilah yang dijadikan senjata anak untuk menarik perhatian orangtuanya. Penyebab lain yang bisa menjadi pemicu ledakan emosi pada anak adalah adanya endapan kekecewaan dalam jangka waktu lama serta bentuk frustasi anak atas sesuatu hal. Tumpukan tersebut pada akhirnya akan mengendap atau bahkan mengkristal sehingga dapat membahayakan jika suatu saat emosi anak meledak.


Timbunan emosi juga bisa dipicu oleh terhambatnya kebutuhan anak serta minimnya perhatian dari orangtua. Jika timbunan tersebut dibiarkan, anak akan mencari cara untuk mengaktualisasikan diri serta mengapresiasikan perasaannya. Salah satunya adalah dengan cara menarik perhatian orangtua melalui ledakan emosi dan rasa marah yang luar biasa. Dengan adanya aktualisasi diri tersebut, anak berharap bisa meluapkan "dendam" yang selama ini disimpannya. Jika cara ini berhasil dan orangtua memperhatikan mereka, maka anak akan merasa sangat puas.


pekembangan bahasa Vygotsky

Seharusnya anak pada saat bayi seperti gambar di atas sehingga perkembangan bahasanya maupun bicaranya tidak terganggu dan tidak seperti gambar dibawah ini..


Banyak sekali kasus anak-anak yang memiliki keterlambatan berbicara dan berbahasa.. kenapa yaa?? Apa orang tua mereka nggak pernah nagajarin si anak ngomong? atau lingkungannya yang bermasalah.. ?


Kalau bingung, coba dilihat deh biawah ini, sapa tau aja bermanfaat buat kita semua.. :)



Kasus


Saat usianya menginjak usia 18 bulan, namanya Dhany. Ia tidak menunjukkan perkembangan bicara yang sesuai dengan usianya. Dhany hanya bisa ah .. uh .. ah .. uh ketika meminta sesuatu, sehingga sangat membingungkan ketika Dhany meminta sesuatu, tetapi kami tidak mampu menangkap apa yang diinginkannya karena bicaranya yang tidak jelas.



Orangtua sebaiknya bersikap waspada apabila mendapati anaknya sejak lahir hingga usia sekitar dua tahun belum bisa berbicara dan hanya mampu mengucapkan beberapa kata. Bisa jadi hal tersebut merupakan indikasi awal adanya keterlambatan bicara pada anak yang merupakan satu dari sekian banyak masalah pada anak. Gejala keterlambatan ini perlu ditangani secara serius jika diikuti dengan gangguan komunikasi dan keterbelakangan lainnya.
Pada anak yang tumbuh normal, kemampuan bicara sebenarnya mulai timbul sejak lahir. Ditunjukkan dengan ocehan anak yang menirukan ucapan orang-orang di sekitarnya. Seiring bertambahnya usia, anak mulai mengalami perbaikan bunyi dan pengucapan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sementara gangguan keterlambatan bicara pada anak merupakan gangguan psikis, mental atau faktor lainnya yang harus mendapat perhatian khusus dari orangtua. Contohnya gangguan artikulasi dapat berupa penggantian satu suara dengan suara lain atau bahkan menjadi suara lain sama sekali. Misalnya “mobil” jadi “obin”, atau “pelangi” jadi “telangi”, dan lain-lain.


Ada beberapa Faktor yang menyebabkan anak mengalami gangguan bicara diantaranya karena faktor lingkungan. faktor lingkungan disini juga menyangkut teman sepermainan anak. Selain itu penyebab lainnya adalah

  1. Anak-anak yang diasuh oleh orang tua/pengasuh yang pendiam.

  2. Anak-anak yang dimanja sehingga tanpa bicara pun, misal hanya menunjuk-nunjuk, sudah mendapatkan apa yang diinginkan.
  3. Otot bicara kurang terlatih karena seperti diketahui organ untuk bicara dan organ untuk makan adalah sama.
  4. Adanya gangguan perkembangan seperti autisme, mental retardation, dan sebagainya.
  5. Adanya keterbatasan fisik, seperti pendengaran terganggu, bibir sumbing, dan sebagainya.

  6. Setelah diketahui faktor penyebab maka dapat diupayakan penanganannya baik yang bisa dilakukan oleh orang tua, tapi ada juga yang harus melibatkan ahli.

Oleh sebab itu para orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak agar perkembangan bicara maupun bahasa mereka tidak terganggu. Orang tua dapat memberikan permainan yang menyenangkan seperti bernyanyi dengan mengucapkan vokal yang benar. Ketika anak bicara tidak jelas tapi kita mengerti maksudnya, maka perbaiki kata-katanya lalu minta dia untuk mengulangnya secara jelas. Misal, Ketika si kecil meminta susu tapi n hanya menunjuk-nunjuk, maka orang tua bisa mengatakan, “Adek mau susu ya, ayo bilang dulu”.

naaahhh... itu dia tentang bagaimana gangguan anak pada saat bicara.. semoga bermanfaat.. ^.^

trimakasiiii...